Volkswagen Type 181 / 182
‘Type 181’ / ‘Type 182’ is the official Volkswagen name. In Britain, it was the Trekker. The USA knew it as the Thing. We call it VW Camat in Indonesia, Kurierwagen in Germany & Pescaccia in Italy. Whatever the name though, the Type 181 / 182 was just a little, well, odd.
Nama resmi Volkswagennya adalah ‘Type 181’ atau ‘Type 182’. Di Inggris namanya Trekker. Di Amerika disebutnya The Thing (yang artinya ‘Sesuatu’ atau ‘Anu’), Kurierwagen di Jerman & Pescaccia di Italia. Kami di Indonesia menamainya VW Camat. Apapun panggilannya, VW Type 181/182 sesungguhnya kendaraan yang memang rada tidak biasa.
You know a car manufacturer is struggling for ideas with a new vehicle when the best name it can come up with for it is ‘The Thing’. Nevertheless, that’s the title Volkswagen bestowed upon its 1969-1983 re-invention of the Kübelwagen, when it started importing it into the United States. Elsewhere, this quirky creation was known as the – deep breath – Mehrzweckfahrzeug/Kurierwagen (Germany), Camat (Indonesia) and Safari (Mexico). And, for the brief while it was available in the UK during 1975, The Trekker. Yet, somehow, ‘The Thing’ rather suited this very eccentric entry in Volkswagen’s catalog.
Anda akan tahu bahwa sebuah perusahaan mobil sedang mengalami masalah inovasi ketika mereka menyebut sebuah produk baru mereka hanya dengan nama “The Thing’ (yaitu ‘Anu’ atau ‘Sesuatu’). Itulah nama yang diberikan oleh Volkswagen ke produk turunan dari model Kübelwagen mereka, produksi tahun 1969-1983, ketika mulai masuk ke Amerika Serikat. Di tempat lain, namanya macam-macam, semisal – ambil nafas dalam-dalam dulu – Mehrzweckfahrzeug/Kurierwagen (Jerman), Camat (Indonesia), Safari (Mexico) dan The Trekker (di Inggris, tahun 1975). Meskipun begitu, nama ‘The Thing’ lebih banyak dipakai di dalam katalog Volkswagen.
That the slabby and corrugated Type 181 / 182 (denoting left and right-hand drive models respectively) looked like a Kübelwagen was no accident, for it took the go-anywhere utilitarian World War II machine as its design vision. Volkswagen had been approached in the 1950s to produce such a vehicle for the West German armed forces but had declined. In the more affluent 1960s though, with basic but fun ‘lifestyle’ vehicles very trendy, it said yes when asked again to come up with a lightweight, fighting off-roader. Beyond the called-for military applications, Volkswagen could now see a leisure market for such a machine. After all, it had worked for the Jeep, hadn’t it? And wasn’t the Beetle-based Dune Buggy also popular in the USA at the time? What could possibly go wrong?
Bentuk Type 181 (yang setir kiri) /182 (yang setir kanan) yang kotak & ‘berprofil’ yang mirip Kübelwagen bukanlah kebetulan, karena kendaraan yang bandel & populer di Perang Dunia II tersebut memang dijadikan acuan desain. Di tahun 1950an, Volkswagen telah diminta untuk membuat kendaraan serupa untuk angkatan bersenjata Jerman Barat tetapi tak ada minat. Di tahun 1960an, ketika gaya hidup berkendaraan yang sederhana tetapi menyenangkan sedang trendi, Volkswagen kembali diminta untuk membuat suatu kendaraan sejenis off-roader ringan & jawabannya adalah YA. Volkswagen melihat bahwa penggunaan kendaraan ini tidak sebatas di dunia militer saja, tetapi juga dapat dipakai di kalangan lebih luas. Contoh yang jelas adalah Jeep. Juga pada waktu itu kendaraan Dune-Buggy yang dibangun dari platform Beetles sedang populer di Amerika Serikat. Jadi apa lagi masalahnya?
”A body that looked like it had been knocked together by a toddler.“
“Bentuk mobil yang seperti baru dibuat oleh seorang anak kecil.”
The Type 181 used the engine, transmission and mechanics from the Beetle, plus the rear suspension of the Split Screen Bus, mounted on a wider Karmann Ghia convertible chassis for extra strength and stability. A body that looked like it had been knocked together by a toddler out of cardboard boxes was then plonked on top. Actually, there was method in the austere madness, for the Type 181 had to be tough, yet simple, and easy to work on under the tricky circumstances of unpleasant people trying to kill you. For example, the dashboard was hinged, meaning that if the electrics went wrong it could be flipped open so they could easily be tinkered with. The original Kübelwagen had excelled itself from the frozen wastes of Russia to the scorching sands of North Africa, so all Volkswagen really needed to do was update it. Options such as a limited slip differential made the Type 181 even more adept off road, especially considering it stuck to two-wheel drive instead of four. However, the vehicle was so lightweight that being an axle short in the traction department didn’t really matter. And if you needed to shed more pounds, the flat doors could simply be pulled off their hinges.
Type 181 menggunakan mesin, transmisi & mekanikal dari Beetle, sementara suspensi belakang dari VW Dakota lalu dipasang pada sebuah sasis konvertibel Karmann Ghia yang lebih lebar untuk menambah kekuatan & stabilitas. Lalu badan mobil yang kelihatannya seperti buatan anak kecil dari kardus bekas di pasang di atasnya. Type 181 dibuat agar tangguh tetapi tetap sederhana. Misalnya, dashboardnya dipasang dengan engsel, jadi kalau ada masalah dengan kelistrikan di dalamnya, dashboard dapat mudah dibuka & perbaikan dapat mudah & cepat dilakukan. Kübelwagen telah terbukti tangguh di medan beku di Russia sampai ke padang pasir membakar di Afrika Utara, jadi apa yang Volkswagen harus lakukan hanya mengupdatenya saja. Opsi ‘limited slip differential’ membuat Type 181 lebih tangguh di medan off-road, walaupun tetap hanya berpenggerak dua roda, bukan empat roda. Mobil ini juga sangat ringan sehingga dua poros roda sudah cukup. Dan kalau diperlukan menambah muatan, keempat pintu dapat dengan mudah dicopot dari engselnya.
Production got under way in Germany in 1969, albeit with everything destined for NATO forces. Civilian sales kicked off in 1971 in mainland Europe and Mexico, the latter country having started building what it christened the Safari in 1970. The close proximity of its big northern neighbor meant US imports could begin the following year. However, as General Motors owned the rights to the Safari name in the States, another had to be dream up. And so, ‘The Thing’. Yep, somebody obviously wasn’t trying very hard that day.
Produksi dimulai di Jerman tahun 1969 & seluruhnya dikirim ke NATO. Versi sipil mulai dijual tahun 1971 di Eropa daratan & Mexico. Di Mexico inilah Type 181 mulai dibuat di tahun 1970 & dinamai Safari. Eksport ke Amerika Serikat dimulai setahun kemudian. Tetapi perusahaan General Motors sudah mempunyai hak patent dengan model mobil bernama Safari di AS. Lalu kemudian nama ‘The Thing’ dipakai. Tidak perlu susah-susah mencari nama yang wah.
Britain got the Type 181 in 1975, and also didn’t know what to call it, so VW (GB) Ltd. ran a competition, for which the name ‘Trekker’ was plucked as the winner. However, because sales were so poor that the Type 182 was withdrawn from the UK before the year was out. Perhaps it looked just a little bit too much like something the bad guys always drove in old war movies for Blighty’s tastes? It also vanished from the USA at the same time, thanks to safety regulations about the windscreen being too close to the occupants. Of course, you could always fold the front window flat…
VW Safari masuk ke Inggris di tahun 1975 & juga sama-sama bingung menentukan namanya. Kemudian VW (GB) Ltd. mengadakan sayembara untuk menentukan namanya & lalu terpilihlah nama ‘Trekker’. Sayangnya Trekker ini tidak laku sehingga ditarik dari pasar Inggris belum sampai setahun. Mungkin karena bentuknya yang sangat menyerupai kendaraan yang dipakai tokoh-tokoh jahat di film-film perang (yaitu pihak Nazi Jerman)? ‘The Thing’ juga ditarik di AS di tahun yang sama, gara-gara peraturan keselamatan baru yang mengatur jarak aman penumpang ke kaca depan. Walaupun sebenarnya Anda bisa melipat kaca depan itu…
Sales to the public ceased completely in 1980, although NATO and other armed forces continued to purchase military-spec ones up until 1983. By that time, 90,785 Type 181 / 182s had been made. Its successor was the even more aesthetically challenged, but at least four-wheel drive, Volkswagen Iltis, which inspired the Audi Quattro.
Penjualan Type 181 ke publik dihentikan di tahun 1980, sementara versi militernya masih tersedia untuk NATO & angkatan bersenjata banyak negara lain sampai tahun 1983. Sampai masa itu, tercatat sebanyak 90,785 Type 181/182 yang telah dibuat. Penerusnya kendaraan berpenggerak empat roda, Volskwagen Iltis, yang lalu menginspirasi Audi Quattro yang terkenal.
VW Safari in Indonesia – VW Safari di Indonesia
PT Garuda Mataram Motor Company supplied VW Safari to Indonesian Army from 1972 in limited quantity, then in large number in 1973-74 until the contract ended in 1975.
Garuda Mataram Motor Company memasok kebutuhan kendaraan jeep VW Safari ke TNI-AD mulai tahun 1972 dalam jumlah terbatas, pada pertengahan 1973 sampai 1974 dalam jumlah besar, dan sisa kontrak pengadaan pada tahun 1975.

A file photo of an Indonesian Army soldier (wearing civilian) with a VW Safari. No information regarding place & date but estimated in 1972-73 – Foto prajurit TNI-AD (dengan pakaian sipil) di depan kendaraan dinas jeep VW Safari. Tidak ada keterangan tempat dan kapan foto ini dibuat, diperkirakan antara sekitar tahun 1972 dan 1973.
VW Safari used in Indonesian Army is actually the civilian version colored in green army.
Berbeda dengan versi militer yang digunakan oleh Bundeswehr, dimana dilengkapi dengan berbagai peralatan militer standard NATO, maka VW Safari yang digunakan TNI-AD tidak dilengkapi dengan perlengkapan standard militer tersebut karena fungsinya hanya sebagai kendaraan dinas perwira menengah di jajaran TNI-AD. Jadi VW Safari yang digunakan oleh TNI-AD adalah versi sipil yang diberi warna hijau tentara.
In October 1974, Solichin GP (the West Java Governor) received 60 units of VW Safari from Col. Arifin Adil, a Director of PT Garuda Mataram. These cars then were distributed among 19 Regencies in West Java. The price of VW Safari at that time was Rp 2,850,000.00 paid in interest-free 3 years installments.
Pada Oktober 1974, melalui Gubernur Jawa Barat Solichin GP, Kolonel Arifin Adil selaku Direktur PT. Garuda Mataram menyerahkan 60 unit jeep Safari. Mobil-mobil Safari tersebut kemudian diteruskan untuk digunakan oleh Wedana-Wedana dari 19 kabupaten di daerah Jawa Barat. Sedangkan harga sebuah Safari ialah Rp. 2.850.000,- yang dibayar lunas secara cicilan selama 3 tahun tanpa dipungut bunga.

The delivery of brand new VW Safari from the VW dealer to the Governor of West Java in October 1974 in Bandung – Penyerahan & uji coba Safari dari dealer VW di Bandung, PT. Motor Pon, kepada Pemerintah Daerah Jawa Barat di halaman Gedung Pakuan Jl. Otto Iskandar Dinata 1 Bandung, yang diterima langsung oleh Gubernur Jawa Barat, Solichin GP pada Oktober 1974.
PT German Motor Manufacturing began to assemble new model of VW Safari to be marketed in 1975. Some CKD parts were imported from German then later from Puebla, Mexico. This was due to Type 181 was no more produced in German & all were made in Mexico.
German Motor Manufacturing mulai mengassembling Safari model terbaru, yang dipasarkan pada tahun 1975. Sebagian Kit CKD masih didatangkan dari pabrik VW di Jerman, namun mulai 1975 kit CKD didatangkan dari pabrik VW di Puebla, Meksiko. Kebijakan ini diambil karena Volkswagen AG menghentikan produksi VW 181 di Jerman, & mengalihkan seluruhnya kepada Volkswagen de México, SA de CV.

The assembling plant of PT German Motor Manufacturing in Tanjung Priok, Jakarta in 1974. The new Safari 1975 models are in blue color, whereas the 74 models are in orange & white – Pabrik perakitan PT. German Motor Manufacturing di Tanjung Priok, Jakarta pada 1974. Beberapa Safari model terbaru 1975 warna biru, di antara Safari warna oranye dan putih model 1974.
To support the 1977 General Election, in February 1976 the government of Indonesia ordered 3,500 units of VW Safari. It was found then that they needed more so in August 1976 they ordered 2,500 units more. Total 6,000 units!
Untuk kelancaran Pemilihan Umum (PEMILU) di tahun 1977, Pemerintah Indonesia sejak Februari 1976 telah memesan 3500 unit Safari. Ternyata jumlah itu masih kurang dan di Agustus 1976 ditambah lagi 2500 unit, sehingga jumlah total pesanan Pemerintah Indonesia menjadi 6000 unit Safari.
So in 1976, VW Safari CKD kit were ordered in large amount from Puebla plant, Mexico, to support the 1977 General Election. These cars were distributed to all ‘Camat’ (a sub-district, one level below Regency) throughout Indonesia
Maka pada 1976, kit CKD Safari diimpor dalam jumlah besar dari pabrik VW di Puebla, Meksiko untuk mobil PEMILU 1977 dan menjadi jatah bagi para Camat seluruh Indonesia.
By March 1976, PT German Motor Manufacturing had assembled 10,000 units of VW in different types.
Pada Maret 1976, PT. German Motor Manufacturing telah merakit 10.000 unit VW berbagai tipe.
A version of Safari with hardtop fiberglass cover was offered as an optional model.
Safari Hardtop ditawarkan sebagai optional mulai tahun ini karena adanya permintaan pasar & dibuat khusus oleh PT. Sakura Steel berdasarkan pesanan pembeli.

The General Manager of PT Garuda Mataram Motor, Peter Falkenberg, is introducing the tourist version of VW Safari to an officer from the Tourism Department. The price was Rp 3.7million – General Manager PT. Garuda Mataram Peter Falkenberg didampingi pejabat dari Direktorat Jenderal Pariwisata sedang memeriksa jeep Safari khusus pariwisata. Ditawarkan dengan harga Rp. 3,700,000.00. Untuk tahap pertama dibuat 10 unit dengan warna kombinasi biru-putih dan oranye-putih di pabrik PT. German Motor Manufacturing, dengan atap surrey (dan kelengkapannya) yang diimpor langsung dari pabrik VW di Meksiko. Sayangnya karena tidak ada permintaan untuk Safari model ini, kemudian dijual sebagai Safari biasa dengan atap kanvas standard warna tan atau hitam melalui dealer-delaer VW di Pulau Jawa dan Bali

A government parade using VW Safari in Tulungagung, East Java to support the 1977 General Election. – Parade Safari Camat se-Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, menjelang PEMILU 1977. Safari menjadi sangat popular pada PEMILU 1977 hingga sesudahnya, dengan ciri khas yang sangat mudah dikenali yaitu cat berwarna oranye serta penumpang yang terlihat gagah dengan seragam pemimpin wilayah (Camat), sehingga kemudian menjadi sangat terkenal dengan sebutan VW Camat.

The delivery of brand new VW Safari to support the 1977 General Election to Camat in Ujung Pandang, South Sulawesi – Penyerahan mobil PEMILU 1977 kepada Camat-Camat Kota Ujung Pandang oleh Drs. H. Moehammad Said, Sekretaris Kotamadya/Daerah Tingkat II Ujung Pandang (sekarang Makassar), Sulawesi Selatan.

A VW Safari was crossing a river using a raft between Palu & Parigi, Central Sulawesi, in April 1977, in supporting the General Election. The 84km distance was achieved within 12hours – Safari sedang menyeberangi sebuah sungai antara Palu – Parigi di Sulawesi Tengah, sekitar April, sebelum PEMILU Mei 1977. Jarak antara Palu – Parigi yang hanya 84 km biasanya harus ditempuh dalam waktu 12 jam – jika pun kendaraannya selamat. Sebab jalur jalan yang dilalui tak lebih dari jalan setapak ditambah desakan arus sungai yang harus diseberangi langsung karena tanpa jembatan.

A brand new VW Safari, driven directly from Jakarta to Bali in October 1980. This was part of promoting tourism in Bali – Brand new Safari yang dikirim dari Jakarta, tiba di Bali (Oktober 1980). Proses pengiriman biasanya dengan dikendarai langsung lewat jalan darat, dengan kondisi wheel dop dan kaca spion orisinal dilepas. Sedangkan Safari pada saat itu mulai populer digunakan untuk mobil pariwisata di Bali.

A Safari carrying two vintage bicycles using a custom carrier. This is a member of Komunitas Safari Bandung, one of the biggest VW Safari communities in Indonesia. Photo: Civoc Cirebon, Kuningan, Nov 2014 – Sebuah VW Safari mengangkut dua buah sepeda Onthel di rak buatan sendiri. Mobil ini adalah anggota Komunitas Safari Bandung (KSB), salah satu komunitas VW Safari terbesar di Indonesia. Foto: Civoc Cirebon, Kuningan, Nov 2014…

A model witn a VW Safari, VCB Padalarang, Jun 2015 – Seorang model & VW Safari di Padalarang, acara VCB, Juni 2015…

A rare hardtop made of fiberglass Safari, Bekasi, Aug 2014 – Sebuah VW Safari dengan atas hardtop terbuat dari fiberglass yang jarang, Bekasi, Agustus 2014…

Nice VW Safari at Tjijadoel, Cimahi, May 2014 – VW Safari yang cantik di acara Tjijadoel, Cimahi, Mei 2014…
VW The Thing in popular culture

The original vehicle in the cover of Tintin’s Land of Black Gold is a red American Jeep. Here it’s a red VW Safari – Para penggemar majalah Tintin tentu kenal dengan kover ini, yaitu Tanah Emas Hitam. Tapi tunggu, bukan kah aslinya mereka mengendarai jip merah, bukan Safari merah?…

A The Thing appeared in Bart Simpson TV Series – Sebuah VW Safari muncul di salah satu serial TV Bart Simpson…

A group of Afghanistan tribe riding a VW Safari. At least they were eight of them – Para pejuang Afghanistan di atas sebuah VW Safari. Yang kelihatan ada delapan orang…

An on-line shopping advertising: a family with a VW Safari on a beach – Sebuah iklan belanja on-line menggambarkan sebuah keluarga dengan VW Safari di pantai…

A vintage black-white advertisement targeting youths in the US – Sebuah iklan hitam-putih di Amerika Serikat menargetkan kalangan muda sebagai konsumen VW Safari.

A Safari was used in a controversial documentary movie ‘Act of Killing’, 2012. Shooting location: Medan, North Sumatera – Sebuah VW Safari digunakan di film dokumenter yang kontroversial ‘Act of Killing’, 2012. Lokasi syuting: Medan, Sumatera Utara…

The music band, The Changcuters. shooting a commercial of a disposable drink – Grup musik The Changcuters sedang syuting iklan sebuah minuman kemasan…

Because of the ‘cabriolet style’ where people can see the persons in the car, VW Safari is also popular to be used for political campaign – Karena mirip cabriolet dimana penumpangnya terlihat dari luar, VW Safari juga populer untuk dipakai sebagai kendaraan kampanye politik…
Source: VolksWorld & Reza Warouw…