The VW Type II Mystique
VW Type II yang Mistis
What is it about Type II that grabs us? Anyone who loves Volkswagen can tell you that they have a favorite model. It might be a Beetle that gives them goose bumps, or a lovely Karmann-Ghia or a rare coach built model.
Apa sih menariknya VW Type II? Semua pecinta VW punya model favorit masing-masing. Misalnya VW Beetle (VW Kodok) yang katanya membuat merinding, atau Karmann-Ghia yang cantik atau juga karoseri VW khusus yang sangat langka.
However, Kombi (one of the VW Type II nicknames) owners are a special group. You have to enjoy sitting behind the wheel & watching the pavement slip beneath you. You can’t be spoiled by wimpy comforts like heat or air-conditioning – in a Kombi the air-conditioning consists of two wide-open windows &, rarely, an unclogged roof vent. You must also like the feel of flat steering wheel, like a bus or truck, & you should be between 163cm & 179cm because anything different just can’t sit comfortably in the (non-adjustable) seat. It is helpful to also enjoy the attention you & your old Type II will get – because you will get noticed & not always in a good way. Just try climbing a hill with a row of gas-guzzle SUVs behind you.
Yang jelas, pemilik Kombi (salah satu nama panggilan VW Type II) termasuk kelompok orang yang spesial. Anda harus bisa menikmati duduk di belakang kemudi & melihat permukaan jalan langsung di bawah Anda. Anda tak bisa bermanja-manja minta AC atau pun pemanas udara – di dalam Kombi ACnya terdiri dari dua jendela terbuka lebar & saluran angin di langit-langit yang seringnya tersumbat. Anda juga harus menyukai roda kemudi yang posisinya hampir horizontal mirip bis atau truk. Tinggi Anda harus di antara 163cm & 179cm. Kurang atau lebih dari ini akan membuat Anda tidak nyaman duduk di kursi yang tak dapat diatur posisinya. Anda akan mendapat banyak perhatian orang lain di jalan, baik kepada Anda sendiri ataupun ke Kombinya & perhatian ini tidak selalu positif. Anda pasti punya pengalaman mengemudi Kombi di tanjakan, gaspoll tapi mobil merayap pelan, sementara di belakang kita ada kendaraan SUV besar yang akan meraung-raung atau menglakson tak sabar.
If you ask a VW Lover about when & how he/she fell in love with VW, then you will find a more romantic answer. I fell in love with VW Kombi when I was in Junior High School circa 80s. Our school bus at that time was a 1979 VW Kombi. I remember, in many occasions the Kombi was full of children, too full around 20 of them. The rear baggage door was kept opened & some children sat above the engine compartment. At the same time, my father had a 1974 VW Beetle, yellow color with a sun roof that was operated by a lever located on the ceiling near the interior mirror. For the very first time I learned how to drive a car using that Beetle. I drove illegally around inside the complex only, was not dare to go outside. Unfortunately I don’t have any photographs of those two VW Kombi & Beetle to be shown here.
Kalau Anda bertanya ke pecinta VW; kapan & bagaimana mulai jatuh hati ke VW, maka jawabannya akan banyak romantismenya. Saya mulai jatuh hati ke VW Kombi di masa SMP di tahun 80-an. Bis sekolah kami waktu ini adalah sebuah VW Kombi tahun 1979. Saya ingat, tidak jarang VW Kombi tersebut dijejali sampai mungkin dua puluhan orang. Pintu bagasi belakang sampai dibuka & beberapa orang anak duduk di atas mesin di belakang. Pada waktu yang sama, Ayah saya mempunyai VW Kodok buatan tahun 1974 berwarna kuning. Saya ingat atapnya dapat dibuka menggunakan engkol yang terletak berdekatan dengan kaca spion dalam. Untuk pertama kalinyalah saya belajar mengemudi mobil menggunakan VW Kodok tersebut. Beberapa kali saya berputar-putar komplek tempat kami tinggal mengemudikan VW Kodok secara illegal, tanpa SIM. Sayang, saya tak punya foto Kombi & Kodok yang penuh kenangan tersebut untuk diperlihatkan di sini.
Once I was driving my Kombi every day (legally this time) it wasn’t long before I began noticing other Type IIs. It didn’t matter to me whether it was a Van, or a Pickup or a Panel Van, all of them had the same appeal: the face! They were all giant, benign friends, almost like pets, they became part of the family in a way that a mere automobile never had before. No one care that they had the aerodynamics of a small building. No one cared that they were so under powered that iceberg probably moved faster. Folks that cared about things like acceleration & cornering didn’t buy Type IIs & were immune to the Kombi mystique. But those of us who own them knew they were special then & know the loyalty of a well cared-for VW.
Ada masanya saya mengemudikan Kombi saya hampir tiap hari (& legal kali ini), saya mulai makin mengenal model Type II lainnya. Saya tidak peduli apakah modelnya van, pickup ataupun panel van, semuanya mempunyai faktor sama yang membuatnya menarik; yaitu tampangnya! Para pemiliknya datang dari berbagai macam latar belakang melekat menjadi satu keluarga besar. Tak ada pemilik yang mempermasalahkan aerodinamik Kombi yang sama dengan sebuah bangunan kecil. Tak ada juga yang peduli akan tenaganya yang kekecilan sehingga bergeraknya lebih pelan daripada gunung es di lautan. Orang yang senang akan kecepatan & senang menikung tak akan pernah membeli Type II & imun terhadap mistis Kombi. Tetapi untuk kita-kita pemiliknya tahu bahwa mobil ini special & sadar akan kesetiaannya jika kita rawat baik-baik.
Part of their almost cult-like appeal has to be due to their undying determination & affection for their owner. This trait seems peculiar to Volkswagen, because I have never had a single car of any other make try as hard to please me as my VWs do. Once a Kombi becomes yours, it will usually do its best not to let you down while on the road. It has been mystical experience of many people that sometimes it will actually ‘save’ a breakdown, until you are nearly home or in the driveway. They seem to try to plan the best possible place & time for their failure. What Kombi nut among us has not driven without the clutch or maybe a throttle linkage or (gasp) brakes?
Salah satu alasan kenapa kita ‘memuja’ Kombi adalah karena mobil ini memiliki keteguhan hati & kasih sayang yang tak pernah pudar terhadap pemiliknya. Mungkin ini sudah menjadi sifat sebuah mobil VW, karena saya tak pernah mempunyai mobil merek lain yang selalu berusaha keras menyenangkan hati saya sebagai pemiliknya. Begitu sebuah Kombi menjadi milik Anda, maka mobil ini akan berusaha sebaik mungkin untuk tidak mengecewakan Anda di jalan raya. Banyak pemilik VW yang punya pengalaman mistis; VWnya akan ‘menunda’ kerusakan & baru mogok di dekat rumah. Mobil ini sepertinya selalu punya rencana untuk kapan waktunya & dimana tempat yang baik untuk mogok. Banyak pemilik Kombi yang pernah mengemudikan mobilnya tanpa kopling atau gas atau bahkan remnya yang berfungsi.
You & your Type II will not be out of action for long if you carry three things with you; something sharp, something pointy & something sticky. One of these should get you out of just about any bind, even if only temporarily.
Anda beserta mobil Type II Anda tidak akan berlama-lama mogok jika Anda selalu membawa tiga jenis barang; yaitu sesuatu yang tajam, sesuatu yang runcing & sesuatu yang bisa melekatkan. Salah satu barang ini dapat membantu Anda di hampir setiap masalah, walau mungkin hanya untuk sementara.
I have loved VWs for so long I honestly don’t remember any other way of life & now I have been in this hobby for a while I’m drawn to any Type II, not just my own. I think it must be due to the fact that mine isn’t the only special one – they are all special. For Type II lovers, they all reach out to us, call to us, stare unblinkingly at us though those big, puppy eyes & we respond. I stare back; I admire the smooth sleek sides, I stick my head in the window & breathe in that strange VW-only smell. And yes, I talk to them (but don’t tell anybody). I love them all & I think that possibly the single most endearing thing about Type II is that they love back.
Saya sudah sangat lama mencintai VW sampai jujur saya tak punya cara hidup yang lain. Saya menyenangi hobby ini untuk setiap VW Type II, bukan hanya milik saya. Saya pikir mungkin karena bukan hanya milik saya saja yang spesial, melainkan semuanya spesial. Untuk para pecinta Type II, semua Kombi menghampiri kami, semuanya memanggil kami, juga semuanya menatap kami tanpa berkedip lewat kedua matanya yang besar & kami membalasnya. Saya menatap balik, saya mengagumi bodynya yang mulus & licin, saya masukan kepala saya ke melewati jendelanya & menghirup udara & baunya yang khas VW. Dan benar, saya berbicara kepada mereka (tetapi mohon jangan bilang siapa-siapa). Saya mencintai mobil ini & saya pikir mungkin hal yang paling menawan dari Type II yaitu mereka ternyata mencintai kita balik. Kita tak bertepuk sebelah tangan.
Life just doesn’t get much better than that.
Tak ada hidup yang lebih baik daripada itu.
The Volkswagen Kombi should have celebrated 65 years of production this year – if they did not end the production on 31 December 2013 – & for its generations of fans, the love affair is far from over. They lie on their backs in oil, get pulled from side to side by their brakes and greet steep hills with a nervous sigh but when you are truly in love nothing really matters. The owners of vintage VW Kombi are a dedicated bunch, lavishing care, attention & money on their beloved wheels. They are the first to admit their “Combis” stop badly, weigh a ton, are underpowered and prone to electrical failure – but despite the faults, they remain a magnetic pull.
Ulang tahun ke 65 Volkswagen Kombi seharusnya dirayakan di tahun 2015 ini – jika saja produksinya tidak diberhentikan pada tanggal 31 Desember 2013 – & untuk para fansnya dari berbagai generasi, kisah cinta ini masih jauh dari usai. Orang-orang ini pernah baringan di atas oli, mobil terbanting ke kiri atau ke kanan oleh remnya & menghadapi tanjakan terjal dengan hati was-was, tetapi jika Anda benar-benar dibuai cinta, tidak ada yang bisa menghalangi Anda. Para pemilik VW Kombi adalah sekumpulan orang dengan dedikasi tinggi, perhatian & perawatan yang berlimpah & juga dana untuk mobil yang dicintainya. Mereka adalah yang pertama-tama mengakui bahwa Kombi mereka kalau berhenti tak nyaman, bobotnya berat, kurang bertenaga & sistem elektriknya rentan – tetapi walaupun banyak kelemahannya, mobil ini tetap sangat diminati.
VW Kombi have been the vehicle of choice for globe trotters, festival-goers, surfers & rock stars for six decades. “They force you to take it easy, force you to slow down, if you’re in a hurry then forget it,” one Kombi lover explains. “There’s a driving position you develop – this slouch with your elbows resting on the wheel and you leant over it. All of a sudden you can take it easy and watch everyone fly past you. “There’s a well known phrase, ‘it’s not about the destination, it’s about the journey’ – that’s very apt when you’re in a Kombi.
VW Kombi telah menjadi kendaraan pilihan untuk para pengelana manca negara, penyuka festival, pemain surfing & pemusik rock selama enam dekade terakhir ini. “Mobil ini membuat kita untuk mampu menahan diri, tidak ngebut, jika Anda sedang terburu-buru maka lupakan saja,” jelas seorang pecinta Kombi. “Ada posisi mengemudi yang khas, yaitu Anda merebahkan kedua siku di atas roda kemudi & Anda membongkok ke depan. Maka Anda akan segera merasa santai & melihat semua orang terbang melewati Anda.” Ada pepatah terkenal, “Bukan tujuan melainkan perjalananlah yang menjadi segalanya.” Ini benar sekali jika Anda berada di dalam sebuah Kombi.
VW Type II, particularly the rarer T1, with split-screen models, have become increasingly collectable. Good examples in Europe fetch about £13,000 and the best upwards of £25,000. Pretty much similar as in Indonesia, though it’s very rare. The today records high was a 1955 23-windows Type II T1 Samba Deluxe sold for $235k in late 2014.
VW Type II, terutama T1 berkaca depan terpisah (di Indonesia disebutnya VW Dakota) yang sudah langka semakin hari diburu para kolektor. Harganya di Eropa berkisar antara Rp260juta sampai Rp500juta. Harga yang mirip juga berlaku di Indonesia, walau sangat jarang ada VW Dakota yang dijual. Rekor tertinggi sampai hari ini adalah sebuah Dakota 1955 23-windows Samba Deluxe yang dilelang seharga hampir Rp3milyar di penghujung tahun 2014.
The VW Kombi began life as a wagon to carry panels around VW’s car plant in Wolfsburg, until it was spotted in the late 1940s by Dutch importer Ben Pon. He made sketches based on the vehicle then struck a deal with engineers to develop them – spawning the first model complete with cylindrical headlights, split windscreen and famous circular logo.
VW Kombi lahir dari sebuah kendaraan bak pengangkut plat panel di pabrik Wolfsburg ketika dilirik oleh seorang importir Belanda bernama Ben Pon di akhir tahun 1940an. Beliau membuat sketsa dari model kendaraan tersebut & berhasil disetujui oleh pihak pabrik untuk dibuat – lalu melahirkan model pertama lengkap dengan lampu depan yang silindris, kace depan terpisah & logo bundar yang terkenal.
Even though they are iconic and cool vehicles, it’s function not form that really sets them apart from other classics. We use it as a family camper, a run around, a parts hauler and for VW shows… and I love every minute. The media has driven much of the interest, along with renewed interest in 60s and 70s music, and surf wear. More than anything else, I value the friendships and camaraderie I have developed with fellow enthusiasts. VW drivers famously acknowledge each other on the road with a special wave or sign – an open hand with the three middle fingers folded to the palm, or just pressing the horn.
Walau VW Kombi sudah menjadi sebuah ikon & kendaraan yang disukai, tetapi sebetulnya fungsinya yang tak terbatas lah yang membuatnya berbeda dengan kendaraan klasik yang lain. Kendaraan ini digunakan untuk camping sekeluarga, atau jalan-jalan berkeliling, mengangkut berbagai jenis barang & untuk ditampilkan di pameran VW…& saya menyenanginya setiap saat. Media masa juga ikut berperan diiringi oleh berkembangnya pop musik tahun 60 & 70an & juga mode pakaian untuk surfing. Lebih dari segalanya, pertemanan & persahabatan antar penggemar yang paling bernilai menurut saya. Para pengemudi VW sudah terkenal untuk saling bertegur sapa di jalan dengan cara melambai tangan atau mengacungkan tangan dimana tiga jari tengah dilipat, atau sekedar membunyikan klakson.
In this 2015, there will be at least 13 Volkswagen shows in Indonesia. The biggest one will be the annual National Jamboree held in 25-26 April 2015, in Carnival Beach, Ancol, Jakarta. The other big event is Yogyakarta VW Festival, 20-22 November 2015 in Yogyakarta. Please come & visit these events wher you would see hundreds of classic Volkswagen come from all around the country & a few from ASEAN.
Di tahun 2015 ini, bakal ada paling tidak 13 acara VW di berbagai daerah di Indonesia. Acara yang paling besar adalah Jambore Nasional tahunan yang akan diadakan di Pantai Karnaval Ancol, Jakarta, tanggal 25-26 April 2015. Acara yang juga besar adalah Yogyakarta VW Festival di Jokja pada tanggal 20-22 November 2015. Jika Anda ingin melihat ratusan kendaraan VW klasik berbagai jenis, kunjungilah event VW tersebut.
Nicknames of VW Type II:
Nama-nama panggilan VW Type II:
- Transporter: German
- Kombi (Kombinationskraftwagen, combined-use vehicle): German, Australia, Asia & Brazil.
- VW Bus: worldwide, US
- Bulli, Bully: worldwide
- Hippie van: worldwide
- The Bus: worldwide
- Combi: Mexico
- Pão-de-Forma (bread loaf): Portugal
- Rugbrød (rye bread): Denmark
- Kleinbus (minibus): Finland, Chile
- Vee-dub: US
- Splitty (Type II T1): US
- Bay-window (Type II T2): US
- Volksie Bus: South Africa
- Danfo: Nigeria
- Campervan: UK
If you are interested to rent this lovely Type II, please call +62 813 1031 4210 for inquiry.
Jika Anda berminat menyewa Type II yang cantik ini, mohon telepon kami di nomor +62 813 1031 4210.